Tipe hutan di Indonesia berdasarkan proses terbentuknya (suksesi hutan) yakni sbb :
1. Hutan Alam (Natural Forest)
Hutan alam, yaitu hutan yang terjadi melalui proses suksesi secara alam. Hutan alam ini dibagi atas dua jenis sbb :
1. Hutan alam primer merupakan hutan alam asli yang belum pernah dilakukan penebangan oleh manusia. Hutan ini bercirikan pohon-pohon tinggi berumur ratusan tahun yang tumbuh dari biji. Hutan alam primer mencakup hutan perawan, hutan alam primer tua dan hutan alam primer muda.
2. Hutan alam sekunder merupakan hutan asli yang pernah mengalami kerusakan oleh kegiatan alam. Hutan ini bercirikan pohon-pohon yang lebih rendah dan kecil apabila dibandingkan dengan pohon-pohon pada hutan alam primer. Hutan alam sekunder mencakup hutan vulkanogen, hutan kebakaran alam dan hutan penggembalaan alam.
2. Hutan Antropogen
Hutan antropogen merupakan hutan yang terjadi melalui proses suksesi komunitas tumbuhan dengan campur tangan manusia. Hutan tersebut mencakup hutan trubusan, hutan tanaman, hutan penggembalaan antropogen, hutan ladang dan hutan kebakaran antropogen. Pada tipe hutan ini terdapat faktor iklim yang mempengaruhi pembentukan vegetasi hutan seperti temperatur, kelembaban udara, intensitas cahaya dan angin. Oleh karena itu, keadaan ekstrem faktor iklim atau tanah akan menyebabkan terjadinya bentuk adaptasi yang berbeda-beda antar vegetasi sehingga berpengaruh terhadap susunan dan formasi hutan. Formasi klimatis (climatic formation) berupa tipe hutan yang dalam pembentukannya sangat dipengaruhi oleh iklim. Sedangkan formasi edafik (edaphic formation) pembentukannya sangat dipengaruhi oleh keadaan tanah.
3. Hutan Hujan Tropik (Tropical Rain Forest)
Hutan hujan tropik terdapat di wilayah dengan tipe iklim A atau B. Dapat juga dikatakan sebagai hutan yang terdapat di wilayah dengan iklim selalu basah, tanah Podsol, Latosol, Aluvial dan Regosol dengan drainase baik dan terletak cukup jauh dari pantai. Menurut Simbolon dkk (1989), bahwa hutan hujan tropik memiliki ciri, yaitu terdapat pada daerah beriklim basah, tanah kering, pedalaman dan berupa hutan campuran didominasi oleh pohon-pohon yang selalu hijau.
Hutan hujan tropik merupakan bentuk hutan klimaks utama dari hutan-hutan di dataran rendah yang mempunyai tiga stratum (lapisan tajuk) pohon A, B, C atau lebih. Curah hujan di daerah tersebut 2.000-4.000 mm per tahun, suhu udara 25o s.d 26 o dan rata-rata kelembaban relatif udara 80%. Pepohonan tertinggi pada hutan hujan tropik dapat mencapai 40-55 meter. Di Indonesia hutan ini banyak terdapat di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Hutan tersebut mempunyai kurang lebih 3.000 jenis pohon besar dan termasuk ke dalam 450 marga atau genus.
Berdasarkan ketinggian tempat tumbuhnya, hutan hujan tropik dibedakan menjadi tiga zona, yaitu :
a. zona 1 = 0-1.000 m dpl disebut hutan hujan bawah.
b. zona 2 = 1.000-3.300 m dpl disebut hutan hujan tengah.
c. zona 3 = 3.300-4.100 m dpl disebut hutan hujan atas.
4. Hutan Musim (Monsoon Forest)
Hutan musim merupakan hutan campuran yang terdapat di daerah beriklim muson, yaitu daerah yang memiliki perbedaan nyata antara musim kemarau dan musim basah. Hutan musim merupakan salah satu tipe hutan yang terdapat pada daerah-daerah dengan tipe iklim C atau D dan rata-rata curah hujan setahun antara 1.000 mm dan 2.000 mm. Hutan ini banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur serta Nusa Tenggara. Tegakan hutan didominasi oleh jenis-jenis pohon yang menggugurkan daun di musim kering.
5. Hutan Gambut (Peat Forest)
Hutan gambut adalah hutan yang tumbuh di atas kawasan yang digenangi air dalam keadaan asam dengan pH 3,5-4,0. Kondisi seperti itu menyebabkan tanahnya miskin hara. Hutan ini menjadi suatu ekosistem yang cukup unik karena tumbuhnya di atas tumpukan bahan organik yang melimpah dan hidupnya bergantung kepada hujan. Gambut terjadi pada hutan karena pohon tumbang dan tenggelam dalam Lumpur, didalamnya terdapat sedikit oksigen sehingga jasad renik tanah sebagai pembusuk tidak mampu melanjutkan proses pembusukan secara sempurna terhadap bahan-bahan tanaman tersebut. Hutan ini banyak terdapat di pantai timur Sumatra, bagian utara Kalimantan Barat hingga bagian hilir aliran sungai Barito dan di bagian selatan Papua.
6. Hutan Rawa (Swamp Forest)
Hutan rawa terdapat di daerah-daerah yang selalu tergenang air tawar. Umumnya terletak dibelakang hutan payau, itu berarti hutan rawa terletak dari arah tepi laut sesudah hutan payau. Seperti pada hutan payau, hutan rawa dicirikan oleh adanya tempat tumbuh yang mempunyai aerasi buruk. Jenis tanah pada habitat hutan rawa dari jenis aluvial. Hutan rawa mempunyai beberapa stratum tajuk dan bentuknya hampir menyerupai hutan hujan. Hutan ini banyak terdapat di Sumatra bagian timur, Kalbar, Kalteng, dan wilayah bagian selatan Papua.
7. Hutan Payau (Mangrove Forest)
Hutan payau merupakan suatu ekosistem yang unik dengan bermacam-macam fungsi. Hutan payau terdapat pada daerah pantai yang selalu dan secara teratur tergenang air laut, dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan tidak terpengaruh oleh iklim. Kondisi tanah di hutan payau berupa tanah Lumpur, pasir atau Lumpur berpasir. Tegakan hutan payau hanya mempunyai satu stratum tajuk dengan pohon-pohon yang tingginya mencapai 50 meter.
8. Hutan Pantai (Littoral Forest)
Hutan pantai terdapat di daerah kering di tepi pantai. Hutan tersebut tidak terpengaruh oleh iklim, pada daerah dengan kondisi tanah berpasir dan berbatu-batu, serta terletak di atas garis pasang tertinggi. Hutan pantai biasanya tidak lebar dan terdapat di pantai yang agak tinggi dan kering. Daerah tersebut jarang digenangi air laut. Akan tetapi sering terjadi angin kencang dengan hembusan garam. Hutan pantai terdapat di daerah pesisir karena bentuk dan letak pantainya yang tidak terakumulasi pasir bahkan mengalami pengikisan serta terdapat pohon khas yaitu anggota genus Barringtonia dan Calophyllum.
mampir nich...
BalasHapusoh ea,, ada sedikit info tentang kayu jabon, mungkin ada yang pernah tau tentang kayu jabon.
ok,, SALAM....